Recent Posts

Contributors

Pertama Kali Travelling, Menguasai Chow Kit, Kamu Menguasai Malaysia (Part 7)

Monday 4 November 2019
Jalan Raja Laut, Chow Kit



Saya lama berdiri di tangga, tidak berani untuk turun ke bawah. Banyak banci sedang berkerumun tepat di samping pintu masuk tangga. Semalam saya tidur di rumah bang Taleb, ruangan yang terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang televisi, satu dapur yang terletak tepat di samping kamar mandi. Rumah yang cocoknya disebut kamar ini terletak di lantai 3 sebuah rumah susun di jalan Tiong Nam 5, Chow Kit.

Jika pagi hari, jalanan di Tiong Nam 5 ini ada pasar kagetnya. Dimana dijual sayur-sayuran, ikan segar, bahkan ada juga baju-baju monza. Wilayah ini lumayan aman dari pemeriksaan pihak polisi diraja Malaysia. Itu sebabnya, bang Panur melarang kami untuk menginap di kamarnya. Warga Aceh di sini memiliki keterikatan yang kuat. Mereka saling membantu jika ada masalah. Tidak sedikit yang masuk penjara karena membuat keonaran, atau sekedar tertangkap karena visa 30 harinya telah habis tetapi dia masih tetap bekerja. Mereka sama-sama membantu untuk menebus agar bisa keluar dari penjara. Dengan syarat nanti dia akan bekerja dan membayar kembali hutangnya itu.

Pasar Pagi Tiong Nam

Sebagaimana Steemit, warga Aceh di Malaysia juga punya tingkatan tertentu yang saling membantu. Para whales biasanya tinggal di daerah yang Kampung Baru, wilayah yang bersih dari catatan pendatang illegal. Mereka punya beberapa kedai runcit (toserba). Ada juga yang tinggal jauh dari Kuala Lumpur. Mereka tinggal di Nilai, Kajang, Johor Baru, dan Klang. Dari penghasilan mereka mengelola kedai runcit tersebut, kadang bisa membuka lapangan kerja bagi warga Aceh yang lain. Kadang juga mereka membawa sanak keluarga dari Aceh untuk bekerja pada kedai runcitnya.

Pemilik kedai runcit ini kadang sangat kaya. Mereka terlibat dalam penjualan rokok Indonesia di Malaysia yang dimasukkan dari Indonesia ke Port Klang atau pelabuhan lain di Malaysia. Pekerjaan ini memiliki resiko kerugian yang sangat besar. Apabila pihak Custom Diraja Malaysia mengetahui, denda yang akan dikenakan bisa mencapai 2000 - 20.000 Ringgit Malaysia, atau yang paling parah adalah diblacklist paspor dan permitnya.

Peringkat kedua adalah dolphin. Mereka biasa sudah bisa mandiri dengan bekerja tetap di kedai ponsel milik toke berwarganegara Malaysia atau kedai-kedai lainnya. Mereka memiliki permit setahun untuk bekerja di Malaysia. Dengan penghasilan, mereka bisa mensejahterakan keluarga yang ada di Aceh.

Ketiga adalah minnow. Mereka biasanya baru ke Malaysia sekitar tiga bulan hingga satu tahun. belum mendapat dukungan untuk mengajukan permit oleh tokenya. Mereka bekerja di pasar buah Jalan Raja Bot, pasar ikan Chow Kit. Yang wanita biasanya bekerja di Plaza GM atau menjadi kasir di UO Store. Belakangan saya tau kalau UO itu akronim dari Untung Orang ramai. Sebagian minnow ini ada yang bekerja hingga pukul 00.00 malam dari pukul 15.00 waktu Kuala Lumpur.

Pasar Buah Raja Bot


Mereka bekerja di pasar dadakan di sepanjang jalan TAR. Banyak dijual celana dan baju berbahan jeans. Kadang juga bisa dijahit langsung di sana. Tidak heran jika orang Aceh memakai celana jeans Levi's Strauss jika baru pulang dari Malaysia atau menjadikannya sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan teman di kampung.

Kami akhirnya turun, setelah di jemput oleh bang Panur. Hari ini adalah hari terakhir kami di Chow Kit. Mama merencanakan untuk belanja oleh-oleh di Plaza GM, UO dan pasar Mesjid India.

Sorenya, bang Panur memesan taksi untuk kami. Kami tidak perlu naik monorel dan menukar train untuk sampai ke Petaling Jaya. Saya sangat senang walaupun tidak ikut ke Singapura. Mengetahui seluk beluk Chow Kit dalam beberapa hari membuat saya merasa menguasai seluruh cerita Malaysia.

Dalam perjalanan ke Petaling Jaya, ketika kami asik mengobrol dengan driver, ponsel saya berdering. Kakak menelepon. Katanya, tas Miss Yet di curi saat sedang shalat di mushalla di Pasar Seni. Kami kembali panik. Miss Yet kehilangan sebuah kamera camcorder, RM 1600, paspor, dan benda lain di dalam tas.

Bersambung

Baca Part Terakhir di sini

No comments:

Post a Comment