Recent Posts

Contributors

Kedua Kali Traveling, Buat Paspor Lagi Sebagai Ganti yang Hilang (Chapter 1)

Wednesday 6 November 2019



" Once a year, go some place you've never been before"


Kalimat yang saya temukan di sebuah buku Big Boss ini mendongkrak semangat untuk membuat paspor baru untuk mengganti paspor lama yang telah hilang. Saat itu tahun 2012. Setelah setahun kepulangan kami dari Malaysia yang menyisakan banyak kenangan, saya mencoba untuk mengajak kakak kembali membuat rencana perjalanan ke Malaysia. Ada suatu hal yang membuat saya begitu ingin kembali ke sana. Salah satunya adalah maskapai Air Asia yang menyediakan tiket murah.

Kami akhirnya pergi ke kantor Polisi Sektor Sigli untuk mengurus surat keterangan kehilangan paspor. Sebagai bukti, kami melampirkan surat keterangan kehilangan yang dikeluarkan oleh Balai Polis Bandara LCCT. Kami membayar biaya administrasi sebesar Rp 35.000,- . Proses selanjutnya adalah membuat paspor baru di kantor Imigrasi Kelas I Banda Aceh.

Banyak orang yang menyarankan untuk membuat paspor baru tanpa melaporkan bahwa paspor sebelumnya sudah hilang dengan cara memalsukan identitas. Sebagian besar warga Garot yang bolak-balik ke Malaysia mempunyai sekitar 5 paspor. Mereka membayar agen untuk mengurus pembuatan paspor tersebut. Bagi mereka, paspor hanya sebatas buku sebagai syarat untuk bisa meloloskan mereka ke Malaysia. Tetapi saya menolak. Biar saja saya harus membayar mahal sebagai akibat dari kelalaian.

Di kantor Imigrasi, saya menghubungi Dian. Dian adalah istri dari Budi Setiawan, sahabat Sekolah Dasar saya. Budi yang menyarankan saya untuk menemui Dian di kantor Imigrasi agar proses pembuatan paspor baru tidak menemui hambatan. Pagi itu, saya bersama kakak berangkat dari Sigli ke Banda Aceh tepat pukul 7 pagi. Kami membuat perkiraan jika lebih awal tiba di kantor imigrasi, maka lebih cepat proses untuk membuat paspor.

Pukul 10.00 WIB, Dian sudah berdiri di lobi kantor. Sebelumnya saya sudah menceritakan perihal kehilangan paspor kepadanya. Dian langsung mengajak kami ke lantai dua kantor. Di sana memang ada ruang khusus untuk pengaduan paspor yang hilang. Setelah wawancara, Dian memberitahu kami jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengurusan paspor baru dengan kasus kehilangan paspor. Prosesnya tidak serumit yang saya bayangkan. Saya sempat mencari informasi di mesin pencari internet tentang ini. Tapi proses yang saya jalani jauh lebih mudah dari yang saya baca.

Saya sudah melangkah satu langkah untuk mewujudkan kembali impian bertraveling ke luar negeri. Rencananya kami akan pergi tahun itu juga, tahun 2012. Tapi kakak harus menundanya karena tidak punya biaya yang cukup. Sebenarnya saya juga begitu. Semangat saya hilang. Namun saya terus menabung, jika suatu saat nanti kami akan kembali saat banyak uang. Setelah perjalanan pertama, saya terus mencari informasi tentang traveling di Facebook. Saya menemukan berbagai grup traveler. Diantaranya, Backpacker Muslim, Backpacker Dunia, Couchsurfing, dan Aceh Backpacker.

Berteman dengan para traveler, berarti kamu sedang berproses untuk menjadi seorang yang berjiwa besar. Mereka tidak punya waktu untuk saling membenci. Setiap hari bahasannya adalah rencana perjalanan. Tidak salah memang kalimat yang saya tulis di atas. Perjalanan menjadi gurumu yang menjadikan dirimu seseorang yang lebih menghargai orang lain.

Akhir 2013, saya mendapat kabar baik. Saat itu saya sedang bermain sepak bola. Tiba-tiba kakak menelpon.

Ada tiket murah ni, tiga ratus ribu return, Air Asia.

Tanpa berfikir panjang, saya langsung mengiyakan. Memang untuk membeli tiket, saya punya cukup tabungan di Bank BRI. Untuk uang jajan, kami harus mengumpulkannya kembali. Kali ini saya ikut bersama Komunitas Pakaian Adat Aceh. Ada enam orang yang ikut memesan tiket saat itu, termasuk mama. Saya menanggung harga tiket untuk mama. Selama pergi ke Malaysia pada kali pertama, mama tidak harus mengkonsumsi obat stroke. Traveling memang menjadi obat untuk segala penyakit, termasuk penyakit hati hehe.

Kami akan berangkat bulan Desember 2013. Hari-hari menuju bulan Desember terasa sangat menyenangkan. Kali ini pasti punya kisah yang berbeda dengan tempat yang berbeda juga. Kami akan mengikuti dua acara yang diadakan Komunitas Melayu HIKMAH di sana. Mereka juga akan membawa kami mengunjungi tempat bersejarah bagi orang Aceh di Melaka.

Perjalanan pasti akan sangat menyenangkan. Akhirnya saya pergi lagi ke Malaysia.

Bersambung

Baca lanjutannya (Chapter 2) di sini

No comments:

Post a Comment