Abi Ja'far Lhok Nibong || Sumber : Dayah FMA Langsa |
Setelah mengunjungi Abu Lhok Nibong (Tgk H M Daud Ahmad) di
rumah beliau yang terdapat di dalam komplek putri pesantren Darul Huda, kami
seperti biasanya mengunjungi rumah Abi Jakfar (saat itu menjabat sebagai wakil
pimpinan pesantren Darul Huda). Sosok yang sangat ramah ini menyambut kami
dengan hangat. Beliau adalah murid yang begitu takzim kepada gurunya, yang
tidak lain adalah Abu Lhok Nibong. Beliau sangat patuh kepada segala aturan
yang ditetapkan oleh Abu Lhok Nibong. Di kalangan santri pesantren Darul Huda
Lhok Nibong, Kec. Langkahan, Kab. Aceh Utara, Abi Jakfar atau biasa disebut Abi
Lhok Nibong adalah sosok orang tua tempat dimana mereka mengadu segala hal.
Kami dipersilakan duduk, seseorang yang tidak lain adalah menantu Abi
mengangkat nampan berisi minuman ke hhadapan kami.
Selain berziarah Abu Lhok Nibong dan Abi, sebenarnya kami
ingin mengantar seorang sahabat untuk menuntut ilmu di pesantren ini, Darul
Huda Lhok Nibong. Rombongan kami dipimpin oleh Tgk H Safrizal. Beliau adalah
alumni Darul Huda dan merupakan pimpinan pesantren Mishbahul Huda di kampung,
Gampong Blang Garot. Tgk H Safrizal memulai percakapan dengan menanyakan
kesehatan Abi. Mereka kemudian bernostalgia saat Tgk H Safrizal masih menuntut
ilmu di pesantren tersebut. Abi bercerita tentang keteguhan hati Tgk H Safrizal
saat menjadi santri di pesantren Darul Huda. Beliau bahkan tidak pulang saat
libur hari raya, demi bisa bekerja membantu Abu Lhok Nibong menerima tamu. Tgk
H Safrizal sangat takzim kepada gurunya.
Di tengah diskusi yang sesekali menghadirkan tawa, Abi
kemudian berpesan kepada sahabat kami yang ingin menuntut ilmu di Darul Huda.
Berada jauh dari keluarga pastiakan menjadi sebuah tantangan bagi penuntut
ilmu. Abi kemudian bercerita saat beliau pertama kali diantar ke pesantren MUDI
Mesra Samalanga. Saat itu Abi masih berumur sangat muda, kira-kira setara
dengan anak-anak yang belajar di Sekolah Dasar. Saat di kampung, beliau sangat
suka bermain layangan. Tentu saja, sebagai santri baru, Abi saat itu merasa
sedih tidak bisa lagi bermain layangan seperti saat beliau di kampung. Abi
bercerita bahwa beliau kadang duduk termenung sendiri di pinggir bilik. Tidak
ada semangat sama sekali.
Suatu hari, kebiasaan beliau duduk termenung dilihat oleh
seorang kakak kelas. Dengan lembutnya dia mendekati Abi kecil. "Pakon Tgk
taheu that? (Kenapa duduk termenung?)" Tanyanya. Abi kemudian bercerita
bahwa beliau sedih tidak bisa bermain layangan lagi. Kakak kelas tersebut
tersenyum dan mengajak Abi untuk masuk ke biliknya. Di sana, Abi diberi nasehat
dan dihibur. Kakak kelas tersebut bercerita bahwa yang membuat kita tidak
semangat untuk menuntut ilmu adalah syaitan. Syaitan masuk ke dalam hati untuk
menjatuhkan semangat kita. Salah satu cara untuk mengusirnya adalah dengan
membaca surat Yasin setiap kali pikiran tidak semangat itu datang. Abi kecil
merasa sangat senang saat itu. Beliau kemudian mengamalkan apa yang dianjurkan
oleh kakak kelasnya.
Sumber : Youtube Khutbah Jumat |
Kami terkesima dengan cerita Abi. Beliau melanjutkan bahwa
setelah mengamalkan membaca surat Yasin tersebut, pikiran beliau menjadi
tenang. Bahkan, diajak pulang pun beliau tidak mau lagi. Layangan hanya tinggal
sebagai cerita masa kecil beliau. Saya ingat betul dengan nasehhat yang diberikan
Abi ini. Ketika suatu saat saya ditimpa masalah, dan tidak bisa saya hadapi
sendiri, saya ingat akan nasehat Abi ini. Saya mengamalkan bacaan surat Yasin.
Saat itu, saya bisa membaca surat Yasin hingga delapan kali dalam sehari.
Ketika pikiran yang menjadi masalah itu muncul, saya langsung membacanya dan
sebagaimana cerita Abi, Allah menganugerahkan ketengangan di dalam hati dan
memberikan solusi.
Pada cerita yang lain, saya juga pernah menyarankan seorang
teman untuk mengamalkan apa yang pernah diamalkan Abi ini. Masalah teman saya
sangat rumit, bahkan sampai-sampai ia tidak tau untuk berpikir bagaimana lagi.
Pikirannya kacau. Rencana pernikahannya gagal secara sepihak, padahal telah
ditentukan tanggal dan persiapan lainnya. Siapa yang tidak stres dengan
kejadian seperti ini. Saya kemudian menceritakan kisah Abi kepadanya, dan
menganjurkannya untuk mengamalkan bacaan surat Yasin untuk memohon pertolongan
dari pada Allah. Allah maha pengasih dan penyayang. Dia mengaku ada perubahan
dalam pikirannya. Setelah itu dia bisa kembali menghadapi hari-harinya dan
bekerja seperti biasanya.
Banyak sudah kawan-kawan yang saya anjurkan untuk mengadu
perihal dunia dan akhiratnya kepada Allah melalui bacaan Al Quran. Sungguh
Allah sayang kepada hambaNya. Kisah yang diceritakan Abi selalu melekat dalam
pikiran saya. Memang, kalam ulama tidak suatu patah katapun yang sia-sia.
Semoga Allah memberi kesehatan dan keluasan selalu kepada Abi dan Abu Lhok
Nibong.
No comments:
Post a Comment